Senin, 03 Maret 2014

RPP Kelas Satu dengan Karakter dengan Tema Diri sendiri



Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)  Tematik
 

Nama Sekolah     :  .................................
Tema                    :  Diri Sendiri
Kelas/Semester    :  I / 1
Alokasi Waktu     : 3 minggu

Standar Kompetensi :
1. IPS              :  Memahami identitas diri dan keluarga serta sikap saling 
                           menghormati   dalam kemajemukan keluarga.        
2. IPA              :  Mengenal anggota tubuh dan kegunaannya serta
»»  SELANJUTNYA...

Selasa, 26 November 2013

Manusia Di Pusingkan dengan pikiran sempit

Dalam hidup sudah tentu kita akan di hadapkan kepada permasalahan permasalahan yang membuat kita merasa kesulitan. Permasalahan itu sering kali membuat kita merasa tak sanggup lagi mengatasinya, namun yakinlah Allah memberikan cobaan itu tak akan melebihi atas apa yang menjadi kekuatan kita, yang artinya Allah memberikan semua itu memang sudah sesuai dengan kekuatan dan kebutuhan kita, sekarang terserah kita bagaimana menyikapi hal tersebut? Kita melihatnya sebagai cobaan yang menguatkan atau hukuman yang mepercantik langkah kita dan atau kebalikan dari kedua pandangan tersebut.

Seorang yang cerdas dalam menghadapi masalah hidup adalah orang yang mampu melihat masalah dengan menggunakan suara hatinya yang fitrah "Pakailah hatimu jangan otakmu ketika menghadapi maslah yang besar". sehingga berhasil atau tidaknya kita dalam menghadapi masalah sangatlah tergantung pada bagaimana kita mengendalikan hati kita dalam menyikapi setiap permasalahan yang muncul dalam hidup, semakin kita menata hati untuk menerima dengan penuh kepasrahan dan keleluasaan maka masalah itu akan terasa mudah dan ringan untuk di hadapi, begitupun sebaliknya.

Hari ini saya telah mendapat pelajaran yang amat berharga, terdapat sebuah kisah yang sangat menginspirasi saya,, di tempat saya bekerja terjadi sebuah kisah mengenai seorang karyawan dan kepala yang memimpin di tempat kami kerja. Seorang karyawan tersebut merasa kesulitan menghadapi masalah yang melilitnya saat itu, lalu suatu pagi dia mengisahkan keluh kesahnya kepada pimpinan, seorang pimpinan itu ternyata mengambil segenggam garam yang ada di dapur tempat kami bekerja, di masukkanlah garam itu kedalam sebuah gelas yang terisi air, lalu di aduk berlahan. " coba kamu minum air itu dan ceritakan pada saya bagaimana rasanya?",begitu kata pimpinan itu.

Dengan sedikit wajah yang aneh sang karyawan itu berkata " Pahit...., Pahit sekali pak.". Dengan sedikit tersenyum tanpa komentar pimpinan pun mengajak anak muda itu untuk berkeliling dan menuju kolam yang terdapat di kebun belakang, " mari kita keluar dan menikmati udara segar di luar sana" ujarnya. dan akhirnya sampailah mereka di bawah pohon yang rindang dengan daun melambai - lambai tertiup angin di pinggir kolam yang luas di kebun belakang bangunan tempat mereka bekerja.

pimpinan itu kembali mengeluarkan garam yang tadi memang di persiapkannya, lalu di taburkanlah kedalam kolam itu lallu di aduk aduk yang menimbulkan gelombang gelombang kedil di kolam yang luas berair jernih itu. "Sekarang minumlah sedikit air dari kolam itu" perintah pimpinan itu. saat anak muda itu selesai meneguk air yang di ambilnya dengan tangan dan sedikit di usapkanya juga air itu kemukanya. Pimpinan itu kembali bertanya "Bagaimana Rasanya ?"

"Segar..!!" sahut karyawan itu. "Apakah kamu rasakan garam di dalam air itu?" tanya lagi pimpinan itu. "Tidak pak, saya tak merasakan garam itu ada di dalam air yang saya minum tadi, rasanya masih tetap segar" jawab sang karyawan. pimpinan itu lalu menepuk punggung anak muda itu sambil membungkuk untuk mengajak duduk sang karyawan. " Anak muda dengarkanlah. Pahitnya kehidupan itu adalah layaknya segenggam garam itu, tak akan lebih dan tak akan kurang. jumlah dan rasa pahitnya akan sama, dan memang akan selalu tetap sama.Tapi, Kepahitan itu akan didasarkan pada wadah yang kita miliki. Begitu juga dengan kepahitan hidup akan didasarkan pada seberapa besar perasaan kita sebagai tempat kita meletakkan masalah tersebut. Untuk menghadapi kepahitan hidup itu agar tak menyiksa jiwa kita, jalan satu satunya yang bisa kita lakukan adalah dengan mengikhlaskan serta melapangkan dada kita,luaskanlah hati kita untuk menampung semua masalah yang telah kita hadapi"

"Nah Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu . Kalbumu adalah tempat menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas. Jadikan laksana kolam yang luas itu untuk meredam semua kepahitan yang datang menghampirimudan mengubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan" Begitulah nasihat pimpinan itu dengan duduk berhadapan  di samping kolam yang luas itu. 

" Iya  pak saya sedikit mengerti sekarang" kata anak muda itu sambil beranjak kembali kedalam ruangan bersama sang pimpinanya itu. hari itu sang karyawan telah mendapat pelajaran yang sangat baik dan sang pimpinan telah memberikan ungkapan yang sangat bijak bahwa apabila hati kita dibuat seluas samudra maka siapapun boleh berenang didalamnya, siapapun dapa merasakan kaindahan dan kenikmatan bertamasya disamudra itu. Jika hati kita seluas samudra maka persoalan yang muncul akan tersa sangat kecil dan mudah untuk mengatasiya. masalah tak akan mudah di dramatisasi namun akan terlewati dengan pwnuh keikhlasn, keluasan dan menerimanya dengan lembut. namun jika hati kita buat sesempit sempitnya maka masalah itu akan terasa besar dan membuat kita sangat sakit dan akan buntu dan menimbulkan maslah masalah yang baru dan persoalan itu akan terasa berat.

Hati adalah tempat kita memilah dan memilih. Luaskan hati seluas samudra, berlayarlah didalamnya dengan lembut serta bahagia.

 Powered By Aris Wong Elek
»»  SELANJUTNYA...

Minggu, 09 Desember 2012

Puti Pramathana Puspa Seruni Paundrianagari Guntur Soekarno Putri



Puti Pramathana Puspa Seruni Paundrianagari Guntur Soekarno Putri Foto:



Nama Lengkap : Puti Pramathana Puspa Seruni Paundrianagari Guntur Soekarno Putri
Alias : Puti | Puti Guntur Soekarno | Puti Paramathana
Kategori : POLITIKUS
Agama : Islam
Tempat Lahir : Jakarta
Tanggal Lahir : Senin, 26 Juli 1971
Zodiac : Cancer
Hobby : Membaca
Warga Negara : Indonesia

Ayah : Guntur Soekarno Putra
Ibu : Henny Guntur
Anak : Rakyan Ratri Syandriasari Kameron, Rakyan Daanu Syahandra Kameron
BIOGRAFI
Puti Pramathana Puspa Seruni Paundrianagari Guntur Soekarnoputri adalah anak Guntur Soekarnoputra. Berbeda dengan ayahnya, saat ini dia memilih terjun ke politik dan bergabung dengan PDI Perjuangan. Puti, begitu dia biasa disapa saat ini menjadi anggota dewan komisi X DPR periode 2009-2014. Wanita kelahiran 26 Juni 1971 tersebut menjabat sebagai Wakil Ketua Yayasan Fatmawati dan Ketua Yayasan Wildan.
Terjunnya Puti dalam karir politik adalah sebuah proses. Dari sisi akademis, Puti menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia (UI) yang pada akhirnya memperkaya wawasan politik. Dia memilih terjun ke politik karena merasa ada kesiapan secara eksternal dan internal. Secara internal keluarga mendukung dan mengerti. Dari hubungan eksternal, dia resmi ikut satu partai, PDIP. Hal tersebut yang membuatnya mantap.
Selain itu alasan pendorong terjun di bidang ini karena masih banyak yang harus diperbuat untuk bangsa ini. Puti sangat mengagumi kakeknya, Soekarno. Bagi dia, pikiran Soekaro sangat relevan. Apa yang dikatakan baik sebagai negarawan atau seniman terjadi di era sekarang ini.
Sementara itu, Puti menganggap PDIP itu mempunyai nilai yang pasti. Partai ini yang bisa membawa aspirasi untuk rakyat. Wanita yang hobi membaca ini ingin memperjuangkan berbagai permasalahan yang ada di Indonesia. Seperti masyarakat yang masih miskin dan bodoh, kekayaan alam yang dieksploitasi untuk kepentingan bangsa lain dan kondisi bangsa yang diperlakukan sebagai bangsa kuli. Itu bagian dari perjuangan.
Dia menambahkan permasalahan lain yang menjadi sorotan adalah karakter dan jati diri bangsa Indonesia semakin memudar. Lantaran itu, Puti tak bosan berbicara soal pentingnya memegang teguh Pancasila, sebagai warisan berharga dari para pendiri bangsa. Dia pun terus mendorong pemerintah agar mau memasukkan kembali Pendidikan Pancasila ke dalam kurikulum pendidikan nasional.
Riset dan analisis oleh Vizcardine Audinovic

Tag Yang berhubungan : ir. Soekarno , Megawati Soekarno Putri ,

Taufiq Kiemas ,

Mohammad Guruh Irianto Soekarnoputra

Powered By Aris Wong Elek
»»  SELANJUTNYA...

Mohammad Guruh Irianto Soekarnoputra



Mohammad Guruh Irianto Soekarnoputra Foto:



Nama Lengkap : Mohammad Guruh Irianto Soekarnoputra
Alias : Guruh Soekarnoputra | Guruh
Kategori : HUMANIORA
Agama : Islam
Tempat Lahir : Jakarta
Tanggal Lahir : Jumat, 13 Februari 1953
Zodiac : Capricorn
Warga Negara : Indonesia

Ayah : Soekarno
Ibu : Fatmawati
Saudara : Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, Taufan Soekarnoputra, Bayu Soekarnoputra, Kartika Soekarnoputri, Puti Pramathana Puspa Seruni Paundrianagari Guntur Soekarno Putri, Taufiq Kiemas
BIOGRAFI
Guruh Soekarnoputra lahir dengan nama Mohammad Guruh Irianto Soekarnoputra dikenal sebagai seniman dan juga politikus. Anak bungsu dari pasangan Ir. Soekarno, presiden Indonesia pertama dengan Fatmawati ini menyukai kesenian dan sastra sejak anak-anak. Pada usia lima tahun, Guruh sudah belajar menari Jawa, Sunda, Bali dan mementaskan tariannya di atas panggung. Pada usia itu juga ia membentuk band bocah dan bermain piano.

Menjelang remaja, Guruh membentuk band The Beat-G (tahun 1965) dan merilis album perdananya di tahun 1975 berjudul Guruh Gypsy, yang berisi musik paduan gamelan Bali. Dua tahun kemudian, ia mendirikan organisasi pemuda, Swara Mahardika (berubah menjadi Yayasan Swara Mahardika pada 1987) dan PT Gencar Semarak Perkasa (GSP) pada tahun 1989.

Guruh mengadakan pagelaran untuk menunjukkan ekspresi seninya, antara lain adalah Pagelaran Karya Cipta Guruh Soekarno Putra I pada 1979, Pagelaran Karya Cipta Guruh Soekarno Putra II: Untukmu Indonesiaku dan memproduksi film semi-dokumenter Untukmu Indoensiaku (1980), Pagelaran Karya Cipta Guruh Soekarno Putra III: Cinta Indoensia Pagelaran Jakarta Week di Singapura (1984), dan Pagelaran Karya Cipta Guruh Soekarno IV: Gilang Indonesia Gemilang (1986). Selain itu, Guruh juga pernah menggelar pertunjukkan kolosal 'JakJakJakJak Jakarta' dalam rangka ulang tahun Jakarta ke 462 tahun (1989), Pagelaran Kolosal: Gempita Swara Mahardhika dalam rangka 10 tahun Swara Mahardika (1987).

Sementara itu, peran Guruh di bidang perfilman adalah perannya menjadi ilustrator musik film Ali Topan Anak Jalanan. Ia juga pernah berperan sebagai Sunan Muria dalam film Sembilan Wali (1985).

Terkait dengan kehidupan pribadinya, adik mantan presiden RI Megawati Soekarno Putri ini pernah menikahi seorang penari asal Uzbekistan, Sabina Guseynova pada 20 September 2002 di Tashkent, Uzbekistan. Dalam perkawinannya itu, Guruh menyerahkan Al-Quran, Buku Di Bawah Bendera Revolusi dan Buku Otobiografi Presiden Soekarno sebagai mas kawin. Namun perkawianannya tak berusia lama dan kini kembali sendiri.

Lama tak terdengar kabar ia menjalin kasih, pada awal November 2009, Guruh tampak mesra ditemani seorang wanita yang diketahui bernama Evasari Gabrielle Silalahi, atau biasa dipanggil Eva, sosok wanita selama dua tahun terakhir telah dekat dengannya.
Powered By Aris Wong Elek
»»  SELANJUTNYA...

Taufiq Kiemas

Taufiq Kiemas Foto:


Nama Lengkap : Taufiq Kiemas
Alias : Kiemas | Taufik
Kategori : POLITIKUS
Agama : Islam
Tempat Lahir : Jakarta
Tanggal Lahir : Minggu, 31 12 1942
Zodiac : Capricorn
Warga Negara : Indonesia

Anak : Puan Maharani, Muhammad Prananda, Muhammad Rizki Pratama
Istri : Megawati Soekarnoputri
Saudara : Soekarno, Mohammad Guruh Irianto Soekarnoputra
BIOGRAFI
Taufiq Kiemas yang bergelar Datuk Basa Batuah merupakan seorang keturunan Palembang-Minangkabau. Ayahnya adalah seorang guru yang pergi merantau ke Palembang. Sedangkan ibunya, Hamzathoen Roesyda, berasal dari kanagarian Sabu, Batipuah Ateh, Tanah Datar, Sumatera Barat. Pada 17 Desember 2011, ia menjalani operasi pergantian baterai alat pemacu jantung di Rumah sakit Harapan Kita.
Politikus Indonesia yang pernah menduduki posisi sebagai Bapak Negara RI ke-5 ini sempat menjadi anggota DPR RI selama dua periode berturut-turut dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan untuk daerah pemilihan Jawa Barat II, yaitu untuk masa bakti 1999-2004 dan 2004-2005.
Taufiq aktif berorganisasi di bawah bendera Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang didirikan istrinya, Megawati. Saat ini,politisi yang juga pernah menjabat sebagai ketua GMNI ini menjabat sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia ke-12 untuk masa bakti tahun 2009 hingga 2014. Jabatan ini diemban Taufiq merangkap sebagai Ketua Dewan Pertimbangan DPP PDI-P.
Tepat bersamaan dengan ulang tahun ke -60, Taufiq Kiemas meluncurkan sebuah buku yang ditulisnya sendiri. 'Tanpa Rakyat Tak Berarti Apa-Apa', demikian judul buku tersebut, berisi pikiran-pikiran Taufiq Kiemas yang dilengkapi dengan pemikiran para cendekiawan, kerabat, sahabat-sahabat dan juga lawan politik Taufiq. Dalam buku ini Taufiq menunjukkan cara pandangnya yang berpedoman pada asas kerakyatan. Cerita lengkap tentang hidup Taufiq juga bisa ditemukan dalam buku ini, termasuk kisah penangkapan puluhan aktivis GMNI Palembang setelah tragedi tahun 1965 di mana Taufiq termasuk di dalam puluhan aktivis tersebut. Bagaimana Taufiq bertemu dan menjalin cinta hingga menikah, serta pengalaman mendampingi sesama politikus Indonesia sekaligus mantan Presiden RI, Megawati Soekarnoputri dalam belantikan politik nusantara juga dikisahkan Taufiq di dalam buku ini.
Riset dan analisa oleh Somya Samita
Powered By Aris Wong Elek
»»  SELANJUTNYA...

Megawati Soekarnoputri

Megawati Soekarnoputri Foto:


Nama Lengkap : Megawati Soekarnoputri
Alias : Megawati | Mega
Kategori : POLITIKUS
Agama : Islam
Tempat Lahir : Yogyakarta
Tanggal Lahir : Minggu, 23 Februari 1947
Zodiac : Aquarius

Saudara : Mohammad Guruh Irianto Soekarnoputra
Anak : Puan Maharani
Suami : Taufiq Kiemas 
Ayah: Soekarno
BIOGRAFI
Megawati adalah anak kedua Soekarno, presiden pertama Indonesia, dari Fatmawati. Megawati sendiri dibesarkan dalam suasana keistanaan karena saat itu Soekarno sedang menjabat sebagai presiden.
Megawati pernah mengenyam pendidikan di Universitas Padjadjaran Bandung dalam bidang pertanian serta di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia meskipun tidak sampai lulus.
Suami pertama Mega adalah seorang pilot AURI bernama Surindro Supjarso yang meninggal karena kecelakaan pesawat. Surindro meninggalkan dua orang anak yang masih kecil. Lalu Mega menikah dengan seorang pria asal Mesir yang rupanya tidak bertahan lama. Barulah Mega kemudian menikah dengan Taufiq Kiemas yang bertahan hingga sekarang.
Sejak menjadi mahasiswa, Mega sudah berkecimpung di dunia politik melalui GMNI. Tahun 1986, Mega menjadi wakil ketua PDI Cabang Jakarta Pusat. Pada 1993, dia terpilih menjadi Ketua Umum PDI.
Kongres PDI di Medan pada tahun 1996 memutuskan mengganti Mega dengan Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI. Mega sendiri tidak mengakui hasil kongres tersebut. Bahkan, sampai terjadi Peristiwa 27 Juli yang menewaskan beberapa pendukung Mega saat pendukung Soerjadi berusaha merebut kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro dari tangan pendukung Mega. Tak hanya itu, beberapa aktivis juga ditahan dan dipenjarakan karena kerusuhan tersebut.
Penyerangan tersebut dibawa ke meja hijau oleh Mega meskipun kemudian usaha itu kandas di pengadilan. Akhirnya PDI terbelah menjadi dua, PDI Soerjadi dan PDI Mega.
Pada tahun 1999, PDI Mega yang berubah nama menjadi PDI Perjuangan berhasil memenangkan pemilu. Sidang Umum 1999 akhirnya memutuskan Gus Dur sebagai presiden dan Mega sebagai wakilnya.
Dua tahun kemudian, 23 Juli 2001, mandat MPR RI yang memutuskan Gus Dur sebagai presiden dicabut. Akhirnya Mega yang menggantikannya.
Masa pemerintahan Mega harus berakhir pada tahun 2004 ketika pemilu kembali dilangsungkan. Saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono, mantan Menteri Koordinator pada masa pemerintahan Mega, yang akhirnya terpilih menjadi presiden.
Riset dan analisa oleh Noviana Indah Tri Wahyuni.
Powered By Aris Wong Elek
»»  SELANJUTNYA...

Sabtu, 08 Desember 2012


Soekarno

Soekarno


Nama Lengkap : Soekarno
Alias : Bung Karno | Pak Karno
Kategori : POLITIKUS
Agama : Islam
Tempat Lahir : Surabaya, Jawa Timur
Tanggal Lahir : Sabtu, 6 Juli 1901
Zodiac : Gemini
Warga Negara : Indonesia

Saudara : Taufiq Kiemas
Ayah : Raden Soekemi Sosrodihardjo
Anak : Megawati Soekarnoputri, Mohammad Guruh Irianto Soekarnoputra, Guntur Soekarnoputra, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, Taufan Soekarnoputra , Bayu Soekarnoputra, Totok Suryawan, Kartika Sari Dewi Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri
Ibu : Ida Ayu Nyoman Rai
Istri : Oetari, Inggit Garnasih, Fatmawati, Kartini Manoppo, Ratna Sari Dewi, Haryati, Yurike Sanger, Heldy Djafar
BIOGRAFI
Ir. Soekarno atau yang biasa dipanggil Bung Karno yang lahir di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 6 Juni 1901 dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dengan Ida Ayu Nyoman Rai. Ayah Soekarno adalah seorang guru. Raden Soekemi bertemu dengan Ida Ayu ketika dia mengajar di Sekolah Dasar Pribumi Singaraja, Bali. Soekarno hanya menghabiskan sedikit masa kecilnya dengan orangtuanya hingga akhirnya dia tinggal bersama kakeknya, Raden Hardjokromo di Tulung Agung, Jawa Timur. Soekarno pertama kali bersekolah di Tulung Agung hingga akhirnya dia ikut kedua orangtuanya pindah ke Mojokerto.
Di Mojokerto, ayahnya memasukan Soekarno ke Eerste Inlandse School. Di tahun 1911, Soekarno dipindahkan ke Europeesche Lagere School (ELS) untuk memudahkannya diterima di Hoogere Burger School (HBS). Setelah lulus pada tahun 1915, Soekarno melanjutkan pendidikannya di HBS. di Surabaya, Jawa Timur. Di Surabaya, Soekarno banyak bertemu dengan para tokoh dari Sarekat Islam, organisasi yang kala itu dipimpin oleh H.O.S. Tjokroaminoto yang juga memberi tumpangan ketika Soekarno tinggal di Surabaya. Dari sinilah, rasa nasionalisme dari dalam diri Soekarno terus menggelora. Di tahun berikutnya, Soekarno mulai aktif dalam kegiatan organisasi pemuda Tri Koro Darmo yang dibentuk sebagai organisasi dari Budi Utomo. Nama organisasi tersebut kemudian Soekarno ganti menjadi Jong Java (Pemuda Jawa) pada 1918.
Di tahun 1920 seusai tamat dari HBS, Soekarno melanjutkan studinya ke Technische Hoge School  (sekarang berganti nama menjadi Institut Teknologi Bandung) di Bandung dan mengambil jurusan teknik sipil. Saat bersekolah di Bandung, Soekarno tinggal di kediaman Haji Sanusi yang merupakan anggota Sarekat Islam dan sahabat karib Tjokroaminoto. Melalui Haji Sanusi, Soekarno berinteraksi dengan Ki Hajar Dewantara, Tjipto Mangunkusumo dan Dr. Douwes Dekker, yang saat itu merupakan pemimpin organisasi National Indische Partij.
Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung yang diinspirasi dari Indonesische Studie Club (dipimpin oleh Dr. Soetomo). Algemene Studie Club  merupakan cikal bakal berdirinya Partai Nasional Indonesia pada tahun 1927. Bulan Desember 1929, Soekarno ditangkap oleh Belanda dan dipenjara di Penjara Banceuy karena aktivitasnya di PNI. Pada tahun 1930, Soekarno dipindahkan ke penjara Sukamiskin. Dari dalam penjara inilah, Soekarno membuat pledoi yang fenomenal, Indonesia Menggugat.
Soekarno dibebaskan pada tanggal 31 Desember 1931. Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI. Soekarno kembali ditangkap oleh Belanda pada bulan Agustus 1933 dan diasingkan ke Flores. Karena jauhnya tempat pengasingan,, Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh nasional lainnya. Namun semangat Soekarno tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya kepada seorang Guru Persatuan Islam bernama Ahmad Hasan. Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu.Soekarno baru benar-benar bebas setelah masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.
Di awal kependudukannya, Jepang tidak terlalu memperhatikan tokoh-tokoh pergerakan Indonesia hingga akhirnya sekitar tahun 1943 Jepang menyadari betapa pentingnya para tokoh ini. Jepang mulai memanfaatkan tokoh pergerakan Indonesia dimana salah satunya adalah Soekarno untuk menarik perhatian penduduk Indonesia terhadap propaganda Jepang. Akhirnya tokoh-tokoh nasional ini mulai bekerjasama dengan pemerintah pendudukan Jepang untuk dapat mencapai kemerdekaan Indonesia, meski ada pula yang tetap melakukan gerakan perlawanan seperti Sutan Syahrir dan Amir Sjarifuddin karena menganggap Jepang adalah fasis yang berbahaya.
Soekarno sendiri mulai aktif mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, di antaranya adalah merumuskan Pancasila, UUD 1945 dan dasar dasar pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan. Pada bulan Agustus 1945, Soekarno diundang oleh Marsekal Terauchi, pimpinan Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara ke Dalat, Vietnam. Marsekal Terauchi menyatakan bahwa sudah saatnya Indonesia merdekan dan segala urusan proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah tanggung jawab rakyat Indonesia sendiri.
Setelah menemui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, terjadilah Peristiwa Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945. Para tokoh pemuda dari PETA menuntut agar Soekarno dan Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, karena pada saat itu di Indonesia terjadi kevakuman kekuasaan. Ini disebabkan karena Jepang telah menyerah dan pasukan Sekutu belum tiba. Namun Soekarno, Hatta dan beberapa tokoh lainnya menolak tuntutan ini dengan alasan menunggu kejelasan mengenai penyerahan Jepang.
Pada akhirnya,Soekarno bersama tokoh-tokoh nasional lainnya mulai mempersiapkan diri menjelang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Berdasarkan sidang yang diadakan oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) panitia kecil untuk upacara proklamasi yang terdiri dari delapan orang resmi dibentuk. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memplokamirkan kemerdekaannya. Teks proklamasi secara langsung dibacakan oleh Soekarno yang semenjak pagi telah memenuhi halaman rumahnya di Jl.Pegangsaan Timur 56, Jakarta. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus 1945 pengangkatan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta dikukuhkan oleh KNIP.
Kemerdekaan yang telah didapatkan ini tidak langsung bisa dinikmati karena di tahun-tahun berikutnya masih ada sekutu yang secara terang-terangan tidak mengakui kemerdekaan Indonesia dan bahkan berusaha untuk kembali menjajah Indonesia. Gencaran senjata dari pihak sekutu tak lantas membuat rakyat Indonesia menyerah, seperti yang terjadi di Surabaya ketika pasukan Belanda yang dipimpin oleh Brigadir Jendral A.W.S Mallaby berusaha untuk kembali menyerang Indonesia. Rakyat Indonesia di Surabaya dengan gigihnya terus berjuang untuk tetap mempertahankan kemerdekaan hingga akhirnya Brigadir Jendral A.W.S Mallaby tewas dan pemerintah Belanda menarik pasukannya kembali. Perang seperti ini tidak hanya terjadi di Surabaya tapi juga hampir di setiap kota.
Republik Indonesia secara resmi mengadukan agresi militer Belanda ke PBB karena agresi militer tersebut dinilai telah melanggar suatu perjanjian Internasional, yaitu Persetujuan Linggajati. Walaupun telah dilaporkan ke PBB, Belanda tetap saja melakukan agresinya. Atas permintaan India dan Australia, pada 31 Juli 1947 masalah agresi militer yang dilancarkan Belanda dimasukkan ke dalam agenda rapat Dewan Keamanan PBB, dimana kemudian dikeluarkan Resolusi No. 27 tanggal 1 Agustus 1947, yang isinya menyerukan agar konflik bersenjata dihentikan. Atas tekanan Dewan Keamanan PBB, pada tanggal 15 Agustus 1947 Pemerintah Belanda akhirnya menyatakan akan menerima resolusi Dewan Keamanan untuk menghentikan pertempuran. Pada 17 Agustus 1947, Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Belanda menerima Resolusi Dewan Keamanan untuk melakukan gencatan senjata, dan pada 25 Agustus 1947 Dewan Keamanan membentuk suatu komite yang akan menjadi penengah konflik antara Indonesia dan Belanda.
Setelah Pengakuan Kedaulatan (Pemerintah Belanda menyebutkan sebagai Penyerahan Kedaulatan), Presiden Soekarno kembali diangkat menjadi Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Mohammad Hatta diangkat sebagai perdana menteri RIS. Jabatan Presiden Republik Indonesia. Karena tuntutan dari seluruh rakyat Indonesia yang ingin kembali ke negara kesatuan, maka pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS kembali diubah menjadi Republik Indonesia dimana Ir. Soekarno menjadi Presiden dan Mohammad Hatta menjadi wakilnya.
Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik hebat di Indonesia. Massa dari KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dan KAPI (Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia) melakukan aksi demonstrasi dan menyampaikan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) yang salah satu isinya meminta agar PKI dibubarkan. Namun, Soekarno menolak untuk membubarkan PKI karenamenilai bahwa tindakan tersebut bertentangan dengan pandangan Nasakom (Nasionalisme, Agama, Komunisme).
Sikap Soekarno yang menolak membuabarkan PKI kemudian melemahkan posisinya dalam politik. Lima bulan kemudian, dikeluarkanlah Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) yang ditandatangani oleh Soekarno dimana isinya merupakan perintah kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan yang perlu guna menjaga keamanan pemerintahan dan keselamatan pribadi presiden. Surat tersebut lalu digunakan oleh Soeharto yang telah diangkat menjadi Panglima Angkatan Darat untuk membubarkan PKI dan menyatakannya sebagai organisasi terlarang. MPRS pun mengeluarkan dua Ketetapannya, yaitu TAP No. IX/1966 tentang pengukuhan Supersemar menjadi TAP MPRS dan TAP No. XV/1966 yang memberikan jaminan kepada Soeharto sebagai pemegang Supersemar untuk setiap saat bisa menjadi presiden apabila presiden berhalangan. Pada 22 Juni 1966, Soekarno membacakan pidato pertanggungjawabannya mengenai sikapnya terhadap peristiwa G30S. Pidato pertanggungjawaban ini ditolak oleh MPRS hingga akhirnya pada 20 Februari 1967 Soekarno menandatangani Surat Pernyataan Penyerahan Kekuasaan di Istana Merdeka.
Hari Minggu, 21 Juni 1970 Presiden Soekarno meninggal dunia di RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat) Gatot Subroto, Jakarta. Presiden Soekarno disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan kemudian dimakamkan di Blitar, Jawa Timur berdekatan dengan makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah kemudian menetapkan masa berkabung selama tujuh hari.
Ir. Soekarno adalah seorang sosok pahlawan yang sejati. Dia tidak hanya diakui berjasa bagi bangsanya sendiri tapi juga memberikan pengabdiannya untuk kedamaian di dunia. Semua sepakat bahwa Ir.Soekarno adalah seorang manusia yang tidak biasa yang belum tentu dilahirkan kembali dalam waktu satu abad. Ir.Soekarno adalah bapak bangsa yang tidak akan tergantikan.
Riset dan Analisa: Fathimatuz Zahroh
Powered By Aris Wong Elek
»»  SELANJUTNYA...