Jumat, 16 April 2010

DERITA ANAK RANTAU


DERITA ANAK PERANTAUAN

Awalnya aku lulus dari sebuah sekolah menengah atas.pada saat itu aku bingung harus melanjutkan kemana? Apakah aku harus melanjutkan kuliah atau bekerja. Pada saat seperti itu banyak tawaran yang menghampiriku.Salah satu seorang pamanku yang cukup dekat denganku menawarkanku untuk kuliah saja.maklum diasangat sadar akan pentingnya pendidikan bagi seseorang.”sebaiknya kamu kuliah saja”katanya padaku.”tidak lah om, aku kasihan pada orang tuaku” jawabku dengan hati yang sedikit riuh, karna sesungguhnya akupun juga ingin melanjudkan pendidikanku.tapi aku kasihan kepada orang tuaku jika harus memikirkan ku terus.”kamu jangan kawatir ada temanku yang bisa membantumu mencarikan beasiswa,besok aku kenalkan pada temanku itu” tapi aku sungguh tak ingin memberatkan orang tuaku lagi om…?”jawabku,lalu om menyahut “kamu jangan pikirkan itu lagi,sekarang yang harus kamu pikirkan adalah masa depanmu kelak..”,,”baiklah om kalau emang itu bisa membantuku”
jawabku dengn sedikit berharap itu bisa membantuku dan tidak memberatkan orang tuaku.

Dua hari kemudian aku datang ke rumah teman om Andi itu.”assallamualaikum….”salam terlontar dari mulut om ”..assallamuaikuumm……”untuk kedua kalinya,karna belum juga ada sahutan dari dalam.took- took-tok….suara pintu yang ku ketuk dengan lirih…lalu tak lama kemudian muncul seorang pria dengan memakai baju muslim dengan bawahan sarung khas seorang santri.maklum teman om aku itu adalah anak guru Agama dan diapun telah mengikuti jejak ayahnya sebagai guru Agama.”walaikumssallam wr.wb.”jawabnya,”siapa ya yang datang” sahutnya kembali tanpa memberi kesempatan pada kami untuk menjawab.”ini aku,Andi ”..”hai apa kabar?”sahutnya dengan mengacungkan tangan untuk berjabat tangan,”ya…kayak yang kamu lihat sekarang ini lah”jawab om dengan sedikit merenggangkan pelukan mereka.maklum teman lama yang gak ketemu,ingin sedikit memperlihatkan kemesraan seorang sahabat.”siapa ini Ndik?”tanya om Basir saambil memandangku,”oh ini keponakanku”jawab om sambil memegang pundakku.”oh iya ..ayo silahkan masuk,sampai lupa..!”ajak Om Basir dengan meragkul pundak om Andi,lalu kami masuk kedalam rumah Om Basir yang kelihatan megah dan mewah..”Din..Dinda,”ucap Om Basir memanggil istrinya..”Ada apa pak?”sahut istrinya dari dalam kamar.”Buat teh Din..”sahut om Basir,”ya pak sebentar ya”jawabnya.”ah gak usah repot – repot”sahut om aku,”gak kok cumin air teh aja”jawab Om Basir. Tak lama kemudian kemudian muncul seorang wanita dengan membawa nampan dengan berisi tiga cangkir teh yang masih hangat karena keluar asap dari atas cankir itu.”ini tehnya,silahkan diminum”kata istri om Basir sambil meletakkan secangkir demi secangkir teh yang dia bawakan untuk kami.”terima kasih”sahut om Andi.setelah sekian lama kami cipika cipiki,lalu om Basir berkata “sebenarnya ada keperluan apa kalian kerumahku?” tanyanya.”ini lo Sir keponakanku ini pengen kuliah,tapi ngak punya biaya..”jawab om Andi sambil memegang pundakku yang saat itu aku duduk disamping kanannya “lalu apa yang bisa aku bantu?” Tanya om Basir,manyahuti apa yang di katakana oleh om Andi.”barang kali kamu bisa membantunya untuk memasukkanya ke Universitas dan mencarikan bea siswa untuknya”jawab om”emang mau ambil jurusan apa kamu?” tanya om Basir dengan memandangku.”Kalo bissa aku ingin mengambil jurusan TIK atau MTK om”jawabku dengan lirih”oh gitu, bisa saja nanti aku carikanm informasi”jawab om Basir”terimakasih om’’jawabku.tak lama kemudian kami pamit karena memang saat itu malam semakin larut..

Setelah dua minggu om basir memberitahukan kepada om andi,”Kris!”sapa om Andi padaku”ya om ada apa?”jawabku”tadi om Basir ke Rumah dia bilang bahwa tidak ada beasiswa yang berjurusan MTK atau TIK jadi dia nggak bisa membantumu”,”tadi dia juga bilang kalau jurusan lain ada”..tambahnya tanpa memberi kesempatanku untuk menyahut.emang jurusan apa yang ada om?”tanyaku”katanya ada kalau jurusan geografi atau PGSD,”kata om Andi menjawab pertanyaanku.”tapi om aku tidak berminat untuk jurusan itu”jawabku dengan sedikit kecewa.”ya sudahlah kalau memang kamu tidak berminat untuk ambil jurusan itu.

Sudah dua bulan aku mengaggur di rumah tanpa tujuan yang jelas.yang ku lakukan hanya bermain sama teman – temanku, walaupun kami tidak pernah melakukan hal yang negative tapi aku selalu di tegur orang tuaku karena memang aku sering pergi dan pulang malam,lalu pada akhirnya aku memutuskan untuk merantau jauh mengikuti kakakku yang ada di Kalimantan,disana katanya ada lowongan sebagai Staf TU di sekolahan tempat kakaku mengajar,Karena kakaku memang menjadi seorang guru di seebuah sekolahan yang ada di Kalimantan.dengan hati yang sedikit gembira dan angan yang menggebu aku berangkat ke Kalimantan, apa lagi kakakku pernah bilang bahwa nanti aku bisa sambil kuliah disana.

Setelah satu jam aku terbang menggunakan pesawat yang aku tumpangi untuk membawaku pergi jauyh meninggalkan kpunga halamanku menuju negri jauh yang belum pernah aku melihatnya.setelah aku sampai bandara aku telah dijemput oleh kakakku,”hae kak..”sapaku karena memang saat itu aku duluan yang melihat kakakku.”hai, gimana perjalananmu tadi,asik kan?” jawab kakaku dengan melepaskan tangannya karena kami saat itu langsung berjabat tangan, maklum sudah lama kami tidak ketemu.tidak banyak basa basi kami langsung melanjutkan perjalanan, cukup jauh memang kami karus menempuh perjalanan selama 6 jam dari bandara untuk sampai ke rumah, setelah lama kami berjalan sampai juga kami dirumah, sesampainya kami dirumah, kami disambut oleh istri kakakku yang telah menunggu lama di rumah karena memeng pada saat itu istri kakakku telah hamil yang kira – kira telah berusia 6 bulan,”gimana perjalananya tadi?” tanya istri kakakku itu.”baik aja kok mbak”jawabku sambil meletakkan bawaanku yang cukup banyak.”ya sudah kamu istirahat dulu geh sana,kamu pasti capek”sahut istri kakakku yang mempersilahkan pada kami.”terima kasih mbak”jawabku dengan melangkah kea rah dalam rum,ah untuk sekedar tiduran mengistirahatkan tubuhku.”tadi apa yang kamu temui di jalan?”pertanyaan itu muncul ketika kami sedang makan malam bersama.”ya, biasa lah mbak,aku hanya menemui banyak orang yang mau bepergian,”jawabku sambil melahap sesuap nasi yang ada disendok yang telah aku angkat dari piring yang telah aku siapkan sebelumnya.”ah kamu ini bisa aja”sahut kakaku sambil tersenyum karena jawabanku yang sedikit nyeneh,”kak,kapan aku bisa kerja?”tanyaku dengan sedikit menunduk..”kapan saja bisa,besok juga bisa kalau memang kamu sudah siap dan tidak capek”kata kakku menjawab pertanyaanku.

Di hari pertgam,a aku kerja,aku ketemu sama teman – temanku yang baru, yang sesungguhnya umur mereka lebih tua daripada aku,”oh ini yang kamu katakana itu to Par?” tanya salah seorang yang ada di kantor sekolahan itu,seorang yang berwaajah agak tua dan berbadan tinggi besar dengan rambut yang sedikit memutih, dan belakangan aku ketahui bahwa dia adalah kepala sekolah yang memimpin di sekolahan itu,belum sempat kakaku menjawab, terdengar pertagnyaan kedua “namanya siapa Par?”tanya seorang yang duduk di sebelah kanan dari kepala sekolah itu.lalu kakakku menjawab”ya ini dia yang aku ceritakan tempo hari,namanya Kristianto.”dengan memegang pundakku yang saat itu kami duduk di kursi tanmu yhang berada di tengah dari ruangan kantor itu.”iya buk,nama saya Kristianto,ibu bisa memanggilku Kris”sahutku smbil memperkenalkan diri.setelah lama kami berbasa – basi loncengpun berbunyi, ruangan itu telah di tinggalkan oleh penghuninya kecuali aku dengan kepala sekolah itu,”gimana kamu bisa mulai kerja?”tanya kepala sekolah itu mengawali percakapan kami.”ya pak aku siap aja kapanpun aku mulai kerja.”jawabku”emang kamu lulusan tahun berapa?”tanyanya mungkin karena dia ingin tau lebih jauh tentang saya.”saya lulus tahun ini pak”jawabku”kamu kemarin jurusan apa?”kemarin aku lulus dari jurusan IPA pak”memang karena saat itu aku lulus dari SMA dengan jurusan IPA ,walaupun dengan nilai yang pas – pasan”sayang kamu anak yang pintar kamu harus bekerja di bidang seperti ini,tapi ngak apa kamu yang sabar aja ya?”jawabnya dengan menyelipkan nasehat kepadaku.

Setelah beberapa bulan aku bekerja,aku mulai merasa nyaman dengan pekerjaan yang aku jalani sekarang ini, apa lagi kepala sekolah ku telah mengistimewakanku dibanding dengan teman –temanku yang lain walaupun terkadang akupun merasakan kecemburuan yang timbul dari teman – temanku,hal itu terlihat saat aku diajak bos aku untuk pergi ke kantor dinas di kabupaten, yang memang saat itu aku sering di ajak pergi ke dinas untuk mengurus urusan sekolah,akupun di kenalkan dengan beberapa temanya.sering juga aku diajak kerja lembur untuk memperbaiki taman, maklum kepala sekolah itu sangat peduli dengan keadaan tampilan sekolah, walaupun dengan bayaran yang sedikit tapi aku cukup senang karena aku bisa sedikit mendapat tambahan uang jajan.

Namun setelah beberapa bulan aku bekerja aku merasa kangen keepada kampung halamankusuatu hari hari aku berangkat kerja,dengan suasana yang sedikit mendung dengan rintik – rintik air hujan membasahi dedaunan yang ada di luar sana,dengan perasaan yang gundah karena perasaan sedih dan kangen kepada orang – orang yang aku sayangi di jauh sana.diperjalanan aku melihat seorang anak TK yang digendong ibunya untuk berangkat kesekolah,saat itu aku merasa sangat sedih,air mataku semakin deras mengalir,”kapan aku bisa bertemu ibuku yang sangat aku rindukan?”tanyaku dalam hati.aku berfikir “betapa bahagianya anak itu,berangkat sekolah aja di genong oleh ibunya,akankah aku juga bisa merasakan kehangatan itu kelak?”pertanyaan – pertanyaan itu kian jauh menusuk hatiku yang semakin remuk oleh perasaan rindu yang kian dalam.”tapi sudahlah ini sudah pilihanku, aku harus kuat”bisiku dalam hati untuk menguatkan batinku yang sangat tersiksa.setelah itu aku melanjutkan langkahku menuju sekolahan,di sekolahan akuj melihat seorang anak yang menangis sambil sesekali terlontar omongan kepada ibunya itu,”bu…masak cumin segini sih bukk….?!”teriaknya pada ibunya.”sudah cukup nak,tidak ada lagi”jawab ibu itu sambil memegang erat cangkul yang ada di pundaknya,” ma..ma..sak cuman segini sih buk” jawab anak itu terbata – bata karena isk tangisnya.”tidak ada lagi nak”jawab ibu itu dengan membenahi posisi duduknya di sebuah sepeda yang butut,dengan wajah yang masam, mungkin juga sedih karena tidak bisa memberikan apa yang di minta oleh anaknya itu.dengan perlahan ibu itu mengayuh sepeda bututnya untuk melanjutkan perjalananya,dengan meninggalkan anaknya dengan rasa yang sedikit kecewa,hal itu terlihat dari ekspresi wajah yang di tunjukkan oleh keduanya

Setelah aku melihat hal itu sungguh trenyuh hati ini, semakin tersiksa oleh rasa rindu yang telah bersemayam jauh di renung hatiku sekarang ini,dengan wajah tertunduk dan hati yamg riuh di iringi sedikit tetesan airmata mengalir menelusuri tiap lekuk yang ada di pipi ku lanjutkan langkah menuju ruangan sempit di sebelah kantor guru, yaitu tempat biasa aku melakukan tugas – tugas yang di berikan oleh kepala sekolah dan teman temanku di sekolahan,setelah bekerja dan kelelahan telah menghampiriku akhirnya lonceng tanda pulang yang berbunyi mengusik ketenangan yang ada di sekitarku dan dengan sekejab suasana riuh oleh suara anak – anak yang berebut untuk pulang dan bertemu orang – orang tercintanya di rumah. Akupun mulai membereskan tiap kertas yang berserakan di meja kerjaku dan memulai langkahku untuk menuju ke kontrakan kecil yang sunyi sepi tanpa suara apapun disana dan tentunya tidak ada seorangpun yang mengguku disana,karena memang aku pindah dari tempat kakaku karena aku tak mau terlalu jauh untuk merepotkan mereka, karena rumah kakaku jauh dari tempat aku bekerja dan disana hanya ada satu sepeda motor yang sudah digunakan oleh kakaku dan istrinya karena istrinya kebetulan juga bekerja disekolah sebagai ibu kantin,dan anaknya yang besar juga harus sekolah disekilah yang sama.

Langkahku semakin dekat dengan kontrakanku,sesampainya di depan pintu ku keluarkan dari kantong celanaku sebuah kunci kecil berkarat yang merupakan kunci pintu untuk membuka istana kecil yang ku sewa untuk tempatku berteduh dari panasnya sengatan matahari dan sekedar menghindar dari rintikan air hujan.”Kreed…”suara pintu terbuka, didalam kulihat karpet warna hijau yang di atasnya terdapat setumpuk baju kotor yang memang saat itu aku belum sempat untuk mencucinya.dasar memang anak perantauan yang hanya hidup sendiri tanpa teman. Setelah aku meletakkan tas hitam dekil dengan isi kertas – kertas yang aku bawa dari sekolahan tadi,aku menuju ke dapur kecil yang ada di sebelah belakang kamarkuku ambil secangkir air putih yang ku tuangkan dari botol plastik yang terletak di meja.sesampainya air itu dimulutku aku teringat pada seorang wanita yang memiliki wajah keriput berkulit hitam dengan tubuh yang kecil dan berkulit hitam karena sengatan matahari yang selalu beliau rasakan tiap hari,wanita itu tak lain ialah ibuku sendiri..”huft…..”suara hembusan nafas panjang yang aku keluarkan dengan sedikit paksaan dengan maksut supaya memberri sedikit rasa tenang di hatiku.”mengapa perasaan ini selalu menggangguku,perasaan rindu pada orang – orang yang aku sayangi dikampung halaman nan jauh disana,”suara hatiku yang berbisik pada jiwaku yang memang gelisah.belum sempat aku merebahkan tubuhku hanya sekedar untuk merilekskan tulang – tulangku, hari sudah beranjak sore, matahari mulai mendekati pojok barat dunia.aku harus segera menyiapkan makanan yang akan ku pergunakan untuk mengisi perutku nanti malam.

Malam sudah datang perut sudah terisi, tapi saat – saat seperti itu lah yang selalu menakutkan untuk ku lewati tiap harinya, takut akan kesendirian dan kesepian yang akan menghampiri pikiranku.karena memang dikontrakanku tidak ada hiburan apapun, termasuk tivi atau radio yang bisa menemaniku disaat aku sendiri dan dalam kesepian,tapi biasanya aku menghibur diriku dengan berjalan menyusuri jalan kota dan sesekali aku juga mampir di warung dekat perempatan yang terletak tak jauh dari tempat aku mengontrak.malam semakin larut ku giring langkahku menuju istana kecil yang memberiku perlindungan tiap siang dan malam.hari –hariku, ku jalani tanpa hal yang berarti, hanya memupuk kerinduan yang ada di hati dan sekarang telah menjadi lebih besar dan mungkin juga aku tak kan bisa bertahan lama lagi dengan rasa yang aku rasakan sekarang ini.apalagi bayangan seorang kekasihku yang aku tinggalkan di jauh sana yanga sangat sulit untuk ku hapus dari tiap bayangan dan anganku tiap waktu.tapi siapa yang salah jika sesosok wajah telah mengisi relung hati, sebutir nama telah terukir di dalam hati, rindu dan bayangan menyiksa jiwa.”Hah, apa yang aku pikirkan ini..?”tanyaku dalam hati.dengan diiringi rasa yang campur aduk itu hari semakin larut, mataku semakin menciut dan tak lama kemudian matakupun terpejam, bayangan – bayangan ang mengisi pikiranku telah sirna dimakan oleh ketenangan yang tercipta seiring denguran yang keluar dari hidungku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas komentar anda...jika ada yang masih kurang akan selalo kami perbaiki...